Ya! Buat kamu yang belum pernah mencoba menggunakan sistem operasi
yang identik dengan logo pinguin ini, ada baiknya untuk tidak mencoba
memakainya! Loh? Kenapa? Berikut beberapa alasan untuk tidak menggunakan
Linux.
1. Linux itu susah! Iya itu faktanya. Linux itu susah! Bener-bener
susah! Sekali kamu coba memakainya maka akan sulit bagi kamu untuk tidak
mengulangi untuk memakainya lagi. Linux bagai candu yang akan membuat
pemakainya betah berlama-lama berinteraksi dengannya, dan seringkali
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang unik dan menarik.
2. Linux itu mainan para hacker! Buat yang merasa dirinya bukan
hacker, sangat disarankan untuk tidak memakai Linux. Mengapa? Iya,
karena Linux akan membuat kamu mandiri.
Hmmm… mandiri? Contohnya?
Di Linux, kamu akan menemukan banyak hal baru dan menarik. Kamu akan
terus mencoba dan mencoba. Sedikit demi sedikit ‘hack‘ pada sistem
operasi ini akan kamu lakukan.
Hack? Iya, hack! Terdengar keren dan begitu geek, bukan? Semua itu
legal untuk dilakukan di Linux, karena source codenya dengan mudah dapat
kamu peroleh, kamu modifikasi, ubah sana, ubah sini, dan menyebarkannya
ulang dengan bebas pula, selama tidak keluar dari ruang lingkup General
Public License.
3. Linux itu merugikan! Pihak-pihak yang mendukung konsep proprietary
software tentulah akan merasa dirugikan. Mengapa? Karena bila semakin
banyak pengguna Linux (dan open source) tentu lahan bisnis mereka akan
semakin tergerus terus dan terus.
Tapi, tidak hanya kerugian dari segi finansial saja yang akan mereka
dapat. Melainkan juga ada banyak keuntungan yang akan mereka peroleh,
meskipun tidak mereka rasakan secara langsung. Contohnya? Karena
software open source tersedia source codenya dengan bebas, maka
pengembang software proprietary pun dapat ‘mengintip’ dan ‘mencomot’
beberapa bagian software yang mereka anggap menarik untuk kemudian
diintegrasikan ke dalam software komersial mereka.
Duh, contohnya masih kurang nih! Oke… oke… Kita ambil contoh Sun
Microsystems dengan software office suite mereka yang ternama,
OpenOffice dan StarOffice. Hmmm… ada apa dengan OpenOffice dan
StarOffice? Sungguh menarik melihat fenomena yang terjadi di sini.
OpenOffice dibangun berdasarkan source code StarOffice, lisensi yang
disematkan ke OpenOffice ini bersifat open source yang dikembangkan
secara gotong royong dengan komunitas yang tersebar di seantero benua di
muka bumi ini. Dari hasil pengembangan OpenOffice, Sun Microsystems
kemudian mengambil beberapa bagian kodenya untuk kemudian diintegrasikan
ke StarOffice dengan ditambahkan beberapa ‘hasil keringat’ ‘orang
dalam’ Sun Microsystems. Lisensi StarOffice sendiri bersifat
proprietary. Sebuah hubungan timbal balik yang unik dan saling
menguntungkan, bukan?
4. Linux itu jelek dan tidak menarik. Pernyataan itu tidak salah,
namun tidak juga benar. Bila kita melihat Linux secara parsial, yakni
hanya kernel/intinya saja tentu pernyataan itu dapat dibenarkan. Apa sih
yang bisa dilakukan oleh ’seonggok’ kernel? Dan meskipun kernel itu
bisa dipakai, apa sih yang menarik dari tampilan command line based
dengan background hitam dan teks putih saja?
Namun bila kita melihat Linux secara keseluruhan sebagai satu
kesatuan sistem operasi yang komplit, dengan desktop environment dan
lingkungan kerja berbasis GUI (Graphical User Interface) yang indah,
kemungkinan kamu akan membantah pernyataan itu. Kasih contoh dong! Oke,
mari kita tilik sejenak desktop GNOME atau KDE (atau yang lainnya)
dengan Compiz enabled dan setting animasi desktop yang maksimal, saya
yakin kamu akan takjub melihat keindahannya. Tidak percaya? Silakan
berkunjung ke YouTube dan masukkan kata kunci pencarian “compiz
desktop”, tonton salah satu video demonstrasinya.
5. Linux itu membingungkan. Amat sangat membingungkan! Itulah
perasaan yang akan kamu temui saat pertama kali menatap ‘wajah’ Tux si
pinguin ini. Bingung mau memakai distribusi Linux apa, bingung mau pakai
software yang mana, bingung untuk menginstal aplikasi apa diantara
sekian banyak aplikasi, bingung untuk memilih desktop environment
(GNOME, KDE, Xfce, dsb), dan banyak kebingungan-kebingungan lain yang
mungkin akan kamu jumpai.
Semua itu wajar. Di dunia Linux dan open source, freedom is the will.
Saking beragamnya kebebasan yang ditawarkan, maka tidaklah mengherankan
bila perkembangan Linux dan software open source pada umumnya dapat
dibilang pesat.
Belum lagi ditambah dengan kebingungan mau bertanya kepada siapa bila
nantinya kamu menemui kendala yang serius dikarenakan saking banyaknya
LUG (Linux User Group) baik yang bertaraf lokal maupun internasional
yang siap membantu menyelesaikan masalah yang kamu temui.
6. Linux itu mahal. Benar sekali! Linux itu mahal! Karena kamu
‘kemungkinan’ akan mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk
mendapatkannya. Iya! Semahal satu dua keping CD/DVD blank untuk
‘membakar’ salinan/ISOnya.
Juga untuk membayar koneksi internet (bila ada) atau CD/DVD
repository (paket software dalam CD/DVD). Kita ambil contoh DVD
repository Ubuntu yang dijual di berbagai toko online, harganya berkisar
antara 50.000 s.d 100.000 rupiah! Dudududu… mahal sekali…
Setuju! Mahal sekali biaya yang harus dikeluarkan demi mendapatkan
tambahan paket software free dan open source berkualitas yang super
lengkap dan super banyak! Coba bandingkan dengan harga satu lisensi
sistem operasi proprietary yang harganya berkisar diatas US$ 100 atau
harga lisensi untuk satu software proprietary yang harganya bervariasi
mulai dari US$ 19.99 hingga ratusan dollar! Ah, jauh sekali
perbedaannya. Linux memang mahal.
Ubuntu, melalui program shipitnya menawarkan pengiriman CD Ubuntu
gratis ke seluruh penjuru dunia. Namun tidak sepenuhnya gratis!
Melainkan mesti membayar ’semacam pajak yang entah terang atau gelap’ ke
Kantor Pos, yang biayanya berkisar antara 5000 s.d 7000 rupiah.
Mahalnya…
7. Linux itu membodohkan. Maksudnya?
Begini, betapa ‘bodoh’nya ‘orang-orang itu’, sudah capek-capek membuat
program eh… kok malah diberikan begitu saja kepada orang lain, berikut
source codenya pula! Tanpa meminta imbalan apa-apa! Logis nggak sih?
Melalui tindakan yang ‘bodoh’ itu, para programmer dan mereka yang
berkecimpung di dunia open source telah berkontribusi yang tidak sedikit
demi kemanusiaan dan perkembangan teknologi informasi untuk masa kini
dan masa yang akan datang.
Melaui ‘kebodohan’ mereka pula, perkembangan software open source
akan semakin cepat karena akan ada banyak orang yang turut
berpartisipasi dalam mencari bugs yang mungkin ada untuk kemudian
diperbaiki dan dioptimasi serta ditingkatkan fitur-fiturnya.
8. Linux itu berdosa Ya, ‘berdosa’ kepada pengembang software
proprietary karena tidak memberikan ‘pemasukan’ ke ‘kantong’ mereka
dikarenakan software proprietary buatannya mendapatkan saingan dari
software open source yang lebih murah, halal, dan legal dengan fitur
yang tidak kalah (bahkan melebihi fitur-fitur yang ada pada software
proprietary tersebut).
9. Linux itu menyedihkan Sangat menyedihkan malah, bagaimana mungkin
sistem operasi dengan usia yang relatif muda ini mampu berkembang pesat
seperti sekarang ini, bahkan berani menghadapi sistem operasi
proprietary yang telah dikembangkan jauh sebelumnya dan memiliki pangsa
pasar yang tidak sedikit di seluruh dunia.
Bila dulu, banyak pihak yang meramalkan IBM OS/2 adalah sistem
operasi masa depan, namun kenyataannya sekarang sungguh berbeda, OS/2
telah ‘down’ (bila tidak ingin dikatakan ‘mati’). Mari kita lihat
bagaimana perkembangan Linux beserta software-software open source
lainnya beberapa tahun kedepan.
Yup, diatas adalah beberapa alasan yang cukup logis untuk tidak
memakai Linux. Sekarang terserah kepada kamu, masih mau memakai Linux?
Catatan: * Tulisan diatas hanyalah sebuah pemikiran bodoh dari
penulis yang hanya seorang lamer yang tidak tahu dan tidak mengerti
apa-apa. Mohon maaf bila ada kata-kata yang salah dan kurang berkenan di
hati para pembaca dan kepada Allah SWT penulis mohon ampun.
SEARCH
LATEST
3-latest-65px
Pengunjung
Categories
Refensi
(30)
Assistant of Laboratory
(18)
Linux
(13)
Keamanan Jaringan
(12)
bitcoin
(10)
Tip dan trik
(9)
Toko
(6)
Umsida
(6)
CCNA
(5)
C++
(4)
Driver
(3)
Materi
(3)
Rasberry Pi
(3)
Hardware
(2)
Uang
(2)
hadist
(2)
Kata-Kata
(1)
Keygen
(1)
Konfrimasi
(1)
adsense
(1)
mining
(1)
proxy
(1)
ranni
(1)