(Jakarta, 30 Agustus 2013) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (”PGN” atau Perseroan) hari ini menyampaikan Laporan Keuangan Interim Konsolidasian beserta Laporan Reviu Akuntan Independen pada tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Audit) dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit). Reviu dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (A member firm of Ernst & Young Global Limited).
Selama periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013, PGN mencatatkan pendapatan neto sebesar USD 1.491,7 juta, meningkat 26% dari USD 1.183,0 juta di tahun 2012 dengan laba bruto sebesar USD 704,9 juta serta laba operasi sebesar USD 486,9 juta. PGN juga mencatatkan EBITDA sebesar USD 573,6 juta dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 12% menjadi USD 457,5 juta dari USD 409,8 juta pada periode yang sama tahun lalu.Dibanding periode yang sama tahun 2012, usaha transmisi PGN dan anak Perusahaan, PT Transportasi Gas Indonesia, mengalami penurunan volume gas menjadi 876 MMSCFD terutama disebabkan penurunan penyaluran gas dari lapangan Glagah Kambuna di Medan ke Pembangkit Listrik Sicanang dan dari lapangan Jambi Merang ke Pembangkit Listrik Muara Tawar serta penurunan penyerapan volume transmisi oleh PLN Batam.
Penyertaan atau akuisisi terhadap blok-blok minyak dan gas bumi merupakan langkah PGN meningkatkan kapasitas Perusahaan dalam industri hulu minyak dan gas bumi. Dalam jangka panjang, usaha ini diharapkan dapat meningkatkan pasokan gas bagi pelanggan PGN sebagai upaya menjaga kesinambungan bisnis distribusi PGN. Sampai dengan Juni 2013, PGN melalui Anak Perusahaan, PT Saka Energi Indonesia (“Saka”), telah melakukan penyertaan di 3 Blok minyak dan gas bumi di Indonesia, antara lain Blok Ketapang di Jawa Timur sebesar 20%, Blok Bangkanai di Kalimantan Tengah sebesar 30% dan Blok Pangkah di Jawa Timur sebesar 25%.
Dari sisi beban pokok pendapatan, kenaikan harga beli gas dari pemasok mulai 1 September 2012 dan 1 April 2013 mempengaruhi kenaikan beban pokok pendapatan di periode semester 1 2013 sebesar 71% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dengan meningkatnya kinerja pendapatan usaha Perusahaan dan pengaruh pergerakan mata uang asing, PGN mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk periode semester 1 2013 sebesar USD 457,5 juta.
PGN terus melanjutkan upaya-upaya untuk memperkuat posisi Perusahaan sebagai penyedia energi yang handal dan memberikan nilai tambah bagi Perusahaan melalui integrasi usaha upstream, midstream dan downstream.
Sebagai bukti pelaksanaan perusahaan terhadap Good Corporate Governance yang baik, Laporan Tahunan PGN tahun 2012 telah mendapatkan penghargaan international dari beberapa institusi di Amerika Serikat yaitu sebagai peringkat pertama dalam kategori Top Annual Report Worldwide dalam LACP Vision Awards 2012, memperoleh Gold medal dalam Annual Report Competition 2013 yang diselenggarakan oleh Mercomm Inc., serta Gold Stevie Awards sebagai Laporan Tahunan Terbaik untuk wilayah Asia dan Oceania dalam International Business Awards 2013. Kepercayaan investor terhadap PGAS juga tercermin dalam pergerakan saham PGAS yang telah meningkat sebesar 25% sejak dibuka pada awal tahun ini (Rp 4.600) sampai dengan akhir Juni 2013 (Rp 5.750) dan sempat menyentuh level tertingginya di Rp 6.450 pada bulan Mei 2013. Saat ini, ditengah kondisi bursa regional dan nasional yang mengalami koreksi, PGAS pada tanggal 27 Agustus 2013 masih berada pada posisi Rp 5.200 atau naik 13% dari posisi awal tahun 2013.
Ditengah berbagai upaya pengembangan bisnis, PGN tetap fokus untuk memperkuat bisnis distribusi dan transmisi gas di Indonesia. Integrasi antara bisnis distribusi dan transmisi diperlukan agar PGN dapat menjalankan tugasnya dalam mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur jaringan transmisi dan distribusi gas di Indonesia sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia pada tanggal 29 Mei 2012 tentang Kebijakan Penghematan Energi Nasional.
Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara Asia yang diperhitungkan dalam dinamika ekonomi global saat ini. Dengan kondisi Amerika dan Jepang yang mengindikasikan pemulihan, Indonesia diharapkan dapat mencapai target investasi dan pertumbuhan ekonomi. Hendi menambahkan: “Salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi adalah industri dalam negeri. Kita harus mendukung industri mencapai pertumbuhan yang maksimal dengan ketersediaan pasokan gas bagi industri. Karena itu, kami mendukung Kementerian ESDM dalam upaya meningkatkan investasi dan kegiatan eksplorasi gas di sektor hulu agar dapat mencapai target produksi gas Indonesia dan meningkatkan pasokan gas bagi kebutuhan dalam negeri untuk mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia. PGN siap berkordinasi dengan semua pihak untuk mendukung kebijakan energi yang memberi manfaat yang berkesinambungan bagi bangsa Indonesia.”
———————————————//——————————————-
Siaran Pers ini dapat mengandung informasi proyeksi berdasar pada informasi saat ini dan ekspektasi perusahaan yang meliputi berbagai risiko, ketidakpastian, dan asumsi. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hasil yang dicapai berbeda secara materiil, diantaranya adalah kondisi industri, harga minyak mentah dan harga gas bumi, kemampuan perusahaan dan jangka waktu penyelesaian proyek baru, dan perubahan-perubahan di berbagai faktor. Jika satu atau lebih dari risiko-risiko atau ketidakpastian-ketidakpastian tersebut benar-benar terjadi, atau jika asumsi-asumsi yang ada terbukti tidak benar, maka hasil yang dicapai dapat berbeda dari yang telah diindikasikan.